Kegiatan uji coba bibit rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii ini berawal dari pemikiran bahwa ada banyak lokasi potensial di kawasan binaan Forum Rumput Laut Alor (FoRLa-Alor) yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut juga ditambah dengan masalah rentannya suatu lokasi budidaya terhadap penyakit dengan keadaan bibit yang tidak unggul, yang kemudian menjadi latar belakang FoRLa perlu melakukan uji coba bibit rumput laut tersebut.
FoRLa-Alor, sebuah kelompok masyarakat yang didampingi oleh WWF-Indonesia ini, pun mendatangkan bibit rumput laut hasil kultur jaringan dari Lampung. Koperasi Mina Bahari-Pesawaran Lampung mengembangkan bibit hasil kultur jaringan dengan binaan dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Perjalanan bibit ini hingga bisa tiba ke Alor pun memakan waktu cukup lama. Kendala transportasi sempat menjadi hambatan pada saat rumput laut dikirim dari Kupang ke Alor. Bibit rumput laut sempat diselamatkan di laut lepas di lokasi budidaya di Bolok Kupang dengan bantuan Cristian Holeng dan Tardi dari WWF-Indonesia, sebelum keesokan harinya dikirim ke Alor menggunakan jasa kargo.
Proses penanaman bibit rumput laut © WWF-Indonesia / Nur Ahyani
Pembudidaya dampingan FoRLa-Alor yang terdekat berada di Pante Deere dengan motivator, Yeremias Pentele; dan Ketua Kelompok Kolam Gurita, Nahem Daelpen, sebagai penggeraknya. Mereka sangat bersemangat untuk mengembangkan bibit. Dengan dikoordinasi oleh Nur Ahyani dari WWF-Indonesia, pada pertengahan Desember 2015 lalu, mereka menyiapkan lokasi ikat dan tali bentang agar nantinya bibit dapat ditanam dengan aman. Keesokan harinya, bibit jenis Kappaphycus alvarezii tiba di Alor sebanyak tiga boks dengan berat total sekitar 59 kg, dan langsung diamankan di Pante Deere. Tiga tali sepanjang kurang lebih 35 meter di laut lokasi pembibitan sudah disiapkan kelompok untuk mengikat bibit. Sebelum melakukan pengikatan bibit, kelompok tak lupa mengucap syukur dan berdoa untuk pertumbuhan rumput laut ini.
Belajar dari pengalaman yang telah lalu, sebenarnya pada tahun 2010, FoRLa-Alor dengan didampingi oleh Swiss Contact, pernah melakukan pengenalan bibit baru rumput laut jenis sacol (Kappaphycus striatum) dari Pantai Geger, Nusa Dua Bali. Pengenalan bibit baru ini dilakukan sebagai strategi untuk menanggulangi merosotnya produksi karena serangan penyakit ice-ice yang cukup parah pada rumput laut Kappaphycus alvarezii yang pada itu sedang dibudidayakan.
Semoga dengan pembelajaran tersebut, bibit rumput laut yang saat ini sedang diujicobakan di Pantai Deere ini dapat berkembang dengan baik sehingga dapat disebarluaskan kepada semua anggota FoRLa-Alor.
Penulis : Emy Maro (Sekretaris dan Koordinator Pusat Informasi FoRLa)