Ada hal yang tidak biasa pada kegiatan Sustainable Seafood Festival2015 dan setiap pengunjung pun mulai memahaminya ketika hadir pada acara yang diselenggarakan di Pantai Kuta, 13-14 Juni lalu. Di setiap sudut area kegiatan terpampang “Bukan Pasar Ikan Biasa” menyiratkan sesuatu yang berbeda dari sekadar perhelatan kuliner seafood semata.
“Seafood yang dihadirkan di sini adalah seafood yang ramah lingkungan, artinya bebas dari illegal fishing, ditangkap dengan alat tangkap yang tidak merusak, dan berasal dari perikanan skala kecil,” ucap CEO WWF-Indonesia DR Efransjah dalam sambutan pembukaan acara ini. Hadir pula dalam kegiatan ini Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh I Made Kardena MVs, Kepala BPSPL Denpasar Ir Ikram M Sangadji, serta Davina Veronica, suporter kehormatan WWF-Indonesia yang juga menjadi salah satu Duta untuk Kampanye #BeliYangBaik.
Kegiatan “Bukan Pasar Ikan Biasa” ini merupakan yang kali kedua diadakan WWF-Indonesia dalam rangka Hari Kelautan Sedunia (World Ocean Day) yang jatuh tiap tanggal 8 Juni dan Hari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Day) pada tanggal 9 Juni. Pada Juni 2014 silam, WWF-Indonesia telah menyelenggarakan Sustainable Seafood Festival2014 bertajuk “Bukan Pasar Ikan Biasa” pertama di Nine Walk, Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan (Lihat Sustainable Seafood Festival 2014 Hadirkan “Bukan Pasar Ikan Biasa”). Sesuai dengan temanya, konsep “Bukan Pasar Ikan Biasa” ini tidak seperti pasar ikan kebanyakan, dan merupakan yang pertama di Indonesia. Dalam kegiatan ini, secara langsung publik dapat mengetahui lebih jauh mengenai praktik perikanan yang ramah lingkungan, membeli produk seafood berkualitas dan mengapresiasi para nelayan dan pembudidaya seafood yang tergabung dalam JARING-Nusantara.
Selain berinteraksi langsung dengan nelayan, pengunjung turut pula dalam kegiatan Foto Klinik Ponsel oleh Komunitas BaleBengong, beragam talkshow tentang perikanan ramah lingkungan dan memilih seafood yang baik, serta menikmati alunan musik sambil menyantap hidangan seafood yang dimasak oleh Fish N’ Blues dan para chef dari Novotel Benoa.
Tidak ketinggalan pula komunitas Earth Hour yang terlibat dalam menyebarkan informasi panduan seafood yang baik serta perwakilan PT Hatindo Makmur dan PT Satu Enam Delapan Benoa, yang juga merupakan perusahaan anggota Seafood Savers (Baca Empat Perusahaan Berkomitmen Dukung Perikanan yang Berkelanjutan) dalam bincang-bincang tentang industri seafood. Keterlibatan berbagai sektor tersebut menyasar untuk perubahan perilaku pihak yang memanfaatkan atau penikmat seafood untuk mengurangi tekanan terhadap perikanan yang sudah atau hampir mencapai status tangkap lebih.
Sejak tahun 2011, WWF-Indonesia meluncurkan kampanye “Bijak Memilih Seafood”, yang ditujukan kepada para konsumen agar mereka tetap dapat mengonsumsi seafood favorit tanpa membuat populasinya menurun. Pada tahun 2015 ini, kegiatan Bukan Pasar Ikan Biasa menjadi salah satu rangkaian dari Kampanye Seafood yang Bertanggung Jawab (Responsible Seafood) dengan tagar #BeliYangbaik untuk mengajak seluruh pihak agar bisa menentukan pilihan produk perikanan yang baik berdasarkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Seafood merupakan salah satu sumber makanan yang berasal dari laut dan paling digemari masyarakat. Kaya akan protein dan nutrisi yang sangat penting bagi kesehatan, seafood telah menjadi menu favorit dan menjadi sumber ketahanan pangan masyarakat di Indonesia. Namun sumber daya di bumi ini tidak akan mampu untuk memenuhi selera manusia apabila kita tidak bijak dan secara bertanggung jawab dalam memilih apa yang disajikan di meja kita.
Agar manfaat kesehatan dari seafood tetap terjaga, kita wajib memahami seluk-beluk pemilihan, pengolahan, dan bagaimana produk perikanan tersebut ditangkap atau dikembangbiakkan. Mari kita menjadi konsumen yang menyadari pentingnya untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai produk perikanan agar dapat lebih selektif memilih hidangan laut. Mari #BeliYangBaik
Penulis: Dwi Aryo Tjiptohandono – WWF-Indonesia Marine & Fisheries Campaign Coordinator