Articles

Menilik Potensi Kepiting Bakau Di Manado

    Read 415 times berita

Oleh Windy Rizki / WWF-Indonesia


WWF-Indonesia dengan didampingi oleh Forum Taman Nasional Bunaken melakukan survei awal penilaian kesesuaian praktek penangkapan kepiting bakau dengan prinsip Marine Stewardship Council (MSC)di Manado Sulawesi Utara pada 22-25 April 2014 kemarin.

Survei ini merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan usaha perbaikan perikanan di Indonesia melalui skema JARING Nusantara. Survei dilakukan selama empat hari yang dilakukan oleh kelompok nelayan di kawasan Taman Nasional Bunaken meliputi sebelah utara pesisir Taman Nasional Bunaken, sebelah selatan pesisir Taman Nasional Bunaken, serta Pulau Mantehage.

Berdasarkan survei ini, diketahui bahwa praktek penangkapan kepiting bakau menggunakan jenis alat tangkap yang sama kait dan perangkap (bubu atau igih). Kepiting yang ditemui selama survei mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan kepiting yang ditemui di Jawa, dimana hal ini menunjukkan bahwa sumber daya kepiting bakau di kawasan ini masih sehat dan perlu dijaga.

Umpan yang digunakan untuk menangkap kepiting ini bervariasi, seperti gurita (bobocha), ikan lado, dan kelapa. Kepiting yang ditangkap ini umumnya dijual ke Manado, meskipun ada juga yang memanfaatkan hasil tangkapannya untuk konsumsi rumah tangga.

Para nelayan kepiting ini menangkap ikan dengan cara yang ramah terhadap habitat, dengan spesies tangkapan sampingan berupa ikan Sembilang dan rajungan. Tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap penilaian ini ialah perbaikan praktek pemanfaatan dan pengelolaan kepiting yang akan dilakukan oleh Forum Taman Nasional Bunaken.