Oleh Davidson Ratonono / WWF-Indonesia
JARING Nusantara yang berkomitmen melakukan praktik perikanan ramah lingkungan mengadakan pertemuan tahunan pertama anggotanya. Berlokasi di Bogor dan berlangsung selama tiga hari ini bertujuan membahas perkembangan dari program pelaksanaan Fisheries Improvement Program(FIP)serta Aquaculture Improvement Program (AIP) di masing-masing lokasi dampingan para anggota JARING Nusantara. Pertemuan ini dihadiri oleh 17 LSM/Yayasan dari seluruh Indonesia, dimana dua lembaga mendampingi perikanan budidaya, dan selebihnya bekerja dengan kelompok nelayan perikanan tangkap.
Presentasi terkait program-program perbaikan perikanan yang selama ini telah mereka lakukan terhadap kelompok dampingan mereka dipaparkan pada hari pertama pertemuan. Sementara hari kedua dilakukan presentasi perbaikan perikanan di lokasi dampingan LSM yang bergerang dalam perikanan budidaya.
Pertemuan ini dimanfaatkan oleh anggota untuk menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan perbaikan perikanan, serta dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi setiap kendala dan masalah yang dijumpai di lapangan. Kendala yang muncul umumnya yakni destructive fishing (bomikan, bius), masih lemahnya pengawasan, belum adanya regulasi, hingga pemasaran yang masih sangat susah dan sering tidak adil. Setelah menemukan kendala, diberikan simulasi singkat terkait metode pendugaan stok dengan menggunakan data terbatas. Penyampaian metode pendugaan stok dengan data terbatas ini akan mengefisiensikan waktu pendataan, pembiayaan dan pengaplikasian yang tidak terlalu rumit.
Tolak IUU Fishing
Tak hanya memaparkan apa yang telah dilakukan dan kendala yang dialami, hari terakhir, anggota mendapatkan materi Illegal, unreported and unregulated Fisihing (IUU Fishing). Materi ini bermanfaat bagi para anggota JARING Nusantara untuk mengkaji perikanan yang terlibat aktifitas IUU Fishing. Salah satu permasalahan perikanan skala kecil yang teridentifikasi adalah praktik IUU fishing itu sendiri, praktik ini berpotensi menurunkan daya dukung sumberdaya perikanan dan ekosistem serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Materi ini disampaikan oleh Arifsyah Nasution (Juru Kampanye Kelautan Greenpeace Indonesia) yang juga gencar dalam melakukan perjuangan serta advokasi terhadap aktifitas IUU Fishing di Indonesia. Para anggota JARING Nusantara sepakat untuk terus melanjutkan perbaikan perikanan serta berjuang melawan aktifitas IUU Fishing di setiap lokasi dampingan. Dengan adanya kesepakatan bersama ini, diharapkan perikanan di Indonesia menjadi lebih baik, lebih bertanggung jawab, berkeadilan dan mensejahterkan kehidupan para nelayan skala kecil.