Oleh Windy Rizki / WWF-Indonesia
Pada 10 Februari 2014 lalu, WWF-Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Reef Check Indonesia melakukan penilaian awal kesesuaian praktik penangkapan ikan karang di Bali Utara, tepatnya di Kecamatan Tejakula dan Gerokgak. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan usaha perbaikan praktik perikanan karang Indonesia, khususnya terhadap nelayan skala kecil yang menjadi dampingan anggota JARING-Nusantara. Survei yang dilaksanakan selama dua hari ini difokuskan untuk mengunjungi dan mengamati praktik perikanan yang dilakukan oleh kelompok nelayan di dua kecamatan tersebut.
Kelompok Nelayan Baruna Barata yang berada di Kecamatan Tejakula menjadi kelompok nelayan pertama dikunjungi oleh tim survei. Kelompok nelayan yang beranggotakan sekitar 40 orang dan telah berdiri sejak tahun 1987 ini menangkap ikan karang dengan menggunakan pancing ulur (handline) dengan ikan umpan jenis ikan sarden dan cumi-cumi. Hasil tangkapan ikan karang yang dilakukan oleh nelayan Desa Tejakula, berupa kerapu dan kakap. Total ikan yang dapat ditangkap tiap nelayan di Tejakula sekitar 5 kg dalam sehari. Berdasarkan wawancara dengan nelayan setempat, angka tersebut menunjukkan penurunan hasil tangkapan dari lima tahun sebelumnya.
Berbeda dengan kelompok nelayan yang lain, Kelompok Nelayan Sumber Laut di Kecamatan Gerokgak tepatnya Desa Sumberkima. Kelompok nelayan yang terdiri dari sekitar 58 orang ini merupakan satu-satunya kelompok nelayan di desa tersebut menangkap ikan karang dengan menggunakan panah atau spear fishing. Kerapu, baronang, ikan sulir (ekor kuning) dan ikan katamba menjadi target Kelompok Nelayan tersebut.
Para nelayan di Bali Utara sudah mengerti mengenai pentingnya menangkap ikan karang dengan cara yang ramah lingkungan, mereka sama sekali tidak menggunakan bom atau potassium dalam praktiknya, serta tidak menangkap penyu atau hiu, kecuali tidak sengaja tertangkap (bycatch). Tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap penilaian ini ialah perbaikan perikanan dalam hal tersedianya data logbook perikanan karang, laporan aspek-aspek ekologi, biologi, dan morfologi ikan karang. Nantinya data-data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai assesment stok dan penilaian kesehatan habitat dan ekosistem. Diharapkan juga dapat memfasilitasi perdagangan antara kelompok nelayan dengan Panda Lestari.