Jaringan Kerja Perikanan Bertanggung Jawab Nusantara, atau JARING-Nusantara, memiliki tujuan utama mendukung berbagai upaya perbaikan dan penguatan praktik perikanan menuju perikanan berkelanjutan. Oleh karena itu, JARING-Nusantara diharapkan dapat memfasilitasi percepatan penyediaan produk perikanan bersertifikat ekolabel Marine Stewardship Council (MSC) dan atau Aquaculture Stewardship Council (ASC) di Indonesia melalui WWF-Indonesia. Dengan kata lain, menciptakan produk perikanan yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan berkeadilan demi kesejahteraan para nelayan Indonesia.
Untuk mendukung pengembangan kapasitas anggotanya agar mencapai tujuan yang ditargetkan, JARING-Nusantara mengadakan Pelatihan Perikanan Berkelanjutan pada tanggal 28 – 30 Mei 2015 di Denpasar, Bali. Pelatihan ini diikuti oleh 10 lembaga yang bekerja di wilayah pesisir Indonesia. Kesepuluh lembaga tersebut adalah LPPSP Semarang, Kreasi Insani Indonesia Kendari, Lembaga Pesisir dan Lautan Ternate, Konservasi Indonesia Sidoarjo, Dejee Fish Sukabumi, Lembaga Maritim Nusantara Makassar, LANRA Makassar, LINI, Econatural Selayar, dan KARSA Palu.
Lembaga-lembaga ini diberikan materi serta pemahaman terkait sertifikasi ekolabel Marine Stewardship Council (MSC) dan Aquaculture Stewarship Council (ASC). Selain itu, diberikan juga materi tentang panduan pengelolaan perikanan lewat Better Management Practice (BMP), perbaikan perikanan tangkap (Fisheries Improvement Project/FIP) maupun budi daya (Aquaculture Improvement Project/AIP), serta simulasi perikanan berkelanjutan dan non-
Namun tetap saja masih ada beberapa kendala yang ditemui di lapangan, baik di perikanan tangkap maupun budi daya. Di perikanan tangkap, masalah pencatatan hasil tangkapan menjadi salah satu masalah yang paling krusial untuk segera dibereskan. Berbeda lagi dengan yang di temukan di perikanan budi daya, pengecekan daya dukung lingkungan (carrying capacity), pencatatan kegiatan budi daya, masalah pakan, dan degradasi lingkungan, baik lahan tambak karena penggunaan bahan kimia maupun degradasi kawasan mangrove menjadi pekerjaan rumah yang harus secepatnya diselesaikan.
Menemukan pasar yang tepat juga menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga dampingan JARING-Nusantara. Dalam kegiatan ini, Econatural Selayar dari Sulawesi Selatan berbagi success story dalam hal pemasaran. Salah satu kelompok nelayan yang mereka dampingi sudah bisa menjual komoditas perikanannya langsung ke perusahaan tanpa perantara pengumpul. Hal ini pun menjadi catatan untuk lembaga lainnya untuk memajukan dan meningkatkan harga jual komoditas perikanan mereka.
Kegiatan pelatihan ini kemudian dilanjutkan dengan Pertemuan Tahunan Anggota JARING-Nusantara yang berlangsung selama tiga hari, 31 Mei-2 Juni 2015. Perwakilan dari 15 LSM yang hadir berbagi informasi tentang kegiatan perbaikan perikanan yang telah dilakukan selama satu tahun ke belakang. Dalam acara tersebut juga dilakukan pemilihan moderator JARING-Nusantara yang sebelumnya dipegang oleh WWF-Indonesia. Melalui hasil musyawarah bersama, terpilihlah Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh (JARING KuALA) sebagai moderator JARING-Nusantara menggantikan WWF-Indonesia. JARING KuALA adalah salah satu anggota JARING-Nusantara saat
Bersama dengan moderator JARING-Nusantara yang baru, seluruh peserta berkomitmen untuk terus dapat berkoordinasi dan melakukan tindakan nyata untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat pesisir. Tentunya lewat perbaikan-perbaikan perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Satu hal yang tak kalah penting, para anggota JARING-Nusantara
Penulis: Tim JARING-Nusantara