Articles

Pelatihan BMP Perikanan Karang di Pulau Satangnga

    Read 396 times berita

Oleh Davidson Rato Nono / WWF-Indonesia


Nelayan Pulau Satangnga, Kepulauan Tanakeke Kab. Takalar mengikuti pelatihan Better Management Pratice (BMP) perikanan ikan karang pada 22 Februari lalu. Para nelayan Pulau Satangga merupakan kelompok binaan dari Yayasan Konservasi Laut (YKL) Makassar yang merupakan anggota Jaringan Kerja Perikanan Bertanggung jawab (JARING-Nusantara) yang telah dibentuk awal 2013 lalu. Memiliki tujuan untuk memperbaiki perikanan yang tersusun dalam rencana kerja Yayasan Konservasi Laut (YKL) dengan WWF-Indonesia. Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 28 orang nelayan dan satu pengepul yang telah berkomitmen untuk melakukan praktik-praktik perikanan yang lebih baik dan ramah lingkungan. 

Kabupaten Takalar, wilayah pesisir barat Sulawesi Selatan dengan panjang garis pantai sekitar 74 km yang berbatasan langsung dengan laut, memiliki potensi besar di bidang kelautan, antara lain produksi perikanan tangkap yang dapat mencapai ±25.589 ton. Di samping potensi produksi kelautan tersebut, Kabupaten Takalar juga memiliki potensi pariwisata yang sebagian besar objek pariwisata berada di Kepulauan Tanakeke (Pulau Satangnga, Pulau Tanakeke, Bauluang, dan Dayang-dayang). Hal ini menjadi tantangan semua pihak dan mengantisipasi permasalahan yang timbul nantinya. Menjawab itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Takalar membuat perencanaan program untuk praktik perikanan di Kabupaten Takalar. Selain itu, DKP Kab. Takalar juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir dan mendukung JARING-Nusantara yang dilakukan oleh YKL bersama WWF-Indonesia dan berharap ini dapat diadopsi oleh pemerintah Kab. Takalar.

Pelatihan diawali dengan adanya pre-test BMP kepada nelayan. Pre test yang diberikan ini merupakan kumpulan pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar wawasan dan pengetahuan dari para nelayan terkait pengelolaan perikanan yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Meskipun terkendala kemampuan membaca dan menulis yang minim, tetapi nelayan tetap antusias dalam mengikuti pelatihan. Selanjutnya dilakukan simulasi perikanan berkelanjutan versus tidak berkelanjutan yang bertujuan memberi pengertian kepada nelayan tentang perikanan bertanggung jawab dan berkelanjutan. Setelah simulasi, nelayan diberikan materi BMP perikanan karang yang dilanjutkan dengan sosialisasi penanganan pascatangkapan dan standar operasional pengemasan produk oleh PT. Panda Lestari serta mekanisme-mekanisme yang harus dilakukan oleh kelompok nelayan ketika akan melakukan transaksi bisnis.

Di penghujung pelatihan, nelayan mengeluhkan sudah semakin jauhnya lokasi mereka dalam melakukan penangkapan dan semakin menurunnya jumlah tangkapan. Pemerintah juga masih minim dalam berperan menyejahterakan nelayan. YKL meyakinkan nelayan untuk terus memegang komitmennya dalam memperbaiki pengelolaan perikanan di lokasi mereka. YKL juga berencana untuk mendaftarkan kelompok nelayan yang mengikuti pelatihan ke DKP Kab. Takalar dan akan melakukan pencatatan hasil tangkapan (logbook) untuk mengetahui secara pasti keberadaan jumlah stok ikan di Pulau Satangnga.