Articles

Memaksimalkan Data Terbatas Pendugaan Stok Perikanan Karang dengan Metode PSA

    Read 283 times berita

Oleh Davidson Rato Nono / WWF-Indonesia


Metode PSA merupakan metode analisis pendugaan kerentanan stok terhadap overfishing untuk data terbatas secara semi-kuantitatif untuk komoditas perikanan yang ada di suatu kawasan pemanfaatan perikanan. Dalam rangka inisiasi perbaikan perikanan oleh anggota JARING-Nusantara, Yayasan Konservasi Laut (YKL) dan Yayasan Mattirotasi mengadakan kegiatan workshop penggunaan metode PSA untuk pendugaan stok perikanan karang pada 10 Juni 2014 di kota Makassar. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, beberapa pakar perikanan dan antropologi maritim dari Universitas Hasanuddin, Direktorat POLAIR Makassar, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan, Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, Learning Center EAFM UNHAS, Lembaga Maritim Nusantara (LEMSA), serta Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) Makassar. 

Data yang digunakan dalam metode pendugaan stok oleh kedua yayasan ini berasal dari data logbook di lokasi dampingan mereka di perairan Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar. Kelompok nelayan dampingan Yayasan Konservasi Laut berada di Pulau Satangnga, sedangkan kelompok nelayan dampingan Yayasan Mattirotasi berada di daratan, yakni di Desa Lanna, Kecamatan Galessong. Penilaian ini digunakan untuk melihat kerentanan stok tujuh spesies target Katamba (Lethrinus lentjan), Kaneke (Plectorhincus flavomaculatus), Cepa/Kuwe (Caranx sp), Bambangan (Lutjanus malabaricus), Sunu Merah (Plectropomus leopardus), Kerapu Lumpur (Epinephelus bleekeri), dan Baronang (Siganus guttatus) yang ditangkap menggunakan rawai dasar dan pancing ulur.

Hasil analisis untuk jenis-jenis target tangkapan dari kedua kelompok dengan menggunakan metode PSA adalah ikan Bambangan/Kakap Merah (Lutjanus malabaricus), Sunu Merah (Plectropomus leopardus) dan Kerapu Lumpur (Epinephelus bleekeri) sudah berada pada kategori Moderated Potential Risk (potensi overfishing sedang), sedangkan untuk jenis lainnya lainnya masih berada pada kondisi Low Potential Risk dengan kecenderungan mengarah pada kondisi Moderated Potential Risk.

Dari hasil analisis pendugaan stok dengan metode PSA, berhasil dirumuskan beberapa strategi pengelolaan untuk keseluruhan target tangkapan baik yang bersatus masih dapat dimanfaatkan hingga yang dihentikan sementara pemanfaatannya. Strategi utama yang diterapkan mengacu pada pengelolaan kawasan pemanfaatan perikanan berbasis ekosistem dan melakukan penyadartahuan untuk tidak menangkap ikan karang yang tidak masuk ukuran layak tangkap.

Tindak lanjut dari workshop pendugaan stok dengan metode PSA ini yaitu dengan mengkonsultasikan rekomendasi-rekomendasi pengelolaan pemanfaatan ikan di Kabupaten Takalar kepada instansi terkait, yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar untuk dikaji kembali sebelum didorongkan menjadi peraturan daerah yang sah yang berlaku di Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan.